Monday, November 17, 2014

Upaya Melestarikan Kebudayaan Indonesia

               Kebudayaan di Indonesia dapat diartikan sebagai seluruh kebudayaan local yang telah ada sebelum terbentuknya bangsa Indonesia pada tahun 1945.
              Kebudayan di Indonesia bisa dikatakan sangat banyak. Coba kalian fikirkan di Indonesia ini terdiri dari 34 provinsi. Secara otomatis kebudayaan di Indonesia tidak terhitung lagi jumlahnya. Mulai dari seni tari, seni peran, tarik suara dan masih banyak lagi kebudayaan-kebudayaan unik di Indonesia.
            Kebudayaan di Indonesia perlu dilestarikan, karena jika tidak kebudayaan yang unik itu bisa saja punah termakan jaman. Bahkan yang lebih parah beberapa tahun lalu kebudayaan kita hampir diklaim oleh Negara lain, sungguh miris bukan. Selain dilestarikan kita juga perlu memperkenalkan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
               Jika saya menjadi Menteri Pendidikan & Kebudayaan (Mendikbud) yang akan saya lakukan untuk mengenalkan budaya Indonesia di berbagai Negara di dunia, yaitu dengan cara mengikuti festival-festival kebudayaan dunia. Seperti contohnya pada tahun 2003 kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat di undang ke Madrid, Spanyol untuk mengikuti Festival Asia. Selain itu grup seni tari tradisional Indonesia, Nanglang Danasih, tampil di Roma, Italia grup ini tampil dalam acara festival seni internasional dan meraih dua juara. Dan masih banyak lagi kebudayaan Indonesia yang telah tampil mengikuti acara-acara festival di kancah internasional. Selain mengikuti acara festival di Negara lain, Indonesia bisa mengadakan pementasan budaya Indonesia di luar negeri, misalnya mengadakan pameran tentang budaya Indonesia. Dengan Indonesia mengikuti festival kebudayaan dunia dan mengadakan pameran tingkat Internasional, secara otomatis dunia luar akan lebih kenal dengan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
               Masyarakat yang telah berjasa dan berkontribusi terhadap pelestarian kebudayaan Indonesia perlu diberikan penghargaan atau apresiasi. Apresiasi yang akan saya berikan bila mana saya menjadi Menteri Pendidikan & Kebudayaan terhadap individu maupun kelompok yang telah berkontrobusi dalam pelestarian budaya adalah yang pertama saya akan memberikan bantuan materil berupa dana. Di Indonesia hanya kaum minoritas yang mau mengembangkan kebudayaan di daerah mereka dan hal pertama yang menjadi kendala adalah sumber DANA. Yang kedua saya akan berikan fasilitas sperti lahan terbuka untuk membentuk pemahaman akan pentingnya kebudayaan dan berbudaya terhadap setiap individu.
              Kesadaran dalam berbudaya cukup sulit untuk dibentuk jika dalam diri kita tidak ada kesadaran itu sendiri. Disinilah pemerintah harus berperan secara aktif agar masyarakat-masyarakatnya sadar akan hal berbudaya. Dalam konteks ini jika saya menjadi Menteri Pendidikan & Kebudayaan adalah saya harus aktif mengadakan acara-acara pameran setiap bulannya dengan tema yang berbeda-beda sesuai dengan daerah yang akan menjadi tempat utama pementasan pameran tersebut. Selain mengadakan acara pameran, saya juga harus memanbagun sanggar-sanggar kesenian. Dan di tempat pendidikan seperti TK, SD, SMP bahkan SMA diwajibkan adanya pelajaran mengenai kebudayaan Indonesia.Mengpa saya menerapkan hal itu? Karena agar kesadaran berbudaya  tertanam dalam jiwa masing-masing individu anak Indonesia. Dengan begitu, akan lebih mudah membentuk perilaku masyarakat untuk memiliki nilai kesadaran dalam berbudaya.

Friday, October 31, 2014

MANUSIA DAN CINTA KASIH



A.      Definisi Manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari sesamanya atau bisa disebut juga makhluk social. Manusia diciptakan untuk saling tolong menolong, saling toleransi, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sosialisasi. Manusia juga bisa dikatakan makhluk hidup yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain. Karena manusia diciptakan memiliki akal sehat berbeda dengan makhluk lainnya. 

B.      Definisi Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
            Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.

SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
iksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
1. Kebimbangan
            Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan Akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
2. Kesepian
            Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalarn lingkungan orang ramai, Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin.
3. Ketakutan
            Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.

KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
  • Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
  • Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

PENDERITAAN DAN PERJUANGAN

            Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun “Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan”. Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.

C.     Definisi Keadilan
Istilah keadilan (iustitia) berasal dari kata "adil" yang berarti: tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa pengertian keadilan adalah semua hal yang berkenan dengan sikap dan tindakan dalam hubungan antarmanusia, keadilan berisi sebuah tuntutan agar orang memperlakukan sesamanya sesuai dengan hak dan kewajibannya, perlakukan tersebut tidak pandang bulu atau pilih kasih; melainkan, semua orang diperlakukan sama sesuai dengan hak dan kewajibannya.

Ada beberapa jenis keadilan, yaitu:
  • Keadilan Komutatif (Iustitia Commutativa)
  • Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva)
  • Keadilan legal (Iustitia Legalis)
  • Keadilan Vindikatif (Iustitia Vindicativa):
  • Keadilan Kreatif (Iustitia Creativa):
  • Keadilan Protektif (Iustitia Protectiva)
            Keadilan dalam penerapannya tidaklah mesti terlalu lugas. Pengenaan keadilan yang bersifat lugas justru menimbulkan ketidakadilan. Seperti kata ungkapan "summum ius, summa iniura" (penerapan hukum secara penuh, penuh ketidakadilan). Karena itu, dalam mewujudkan keadilan diperlukan prinsip lain untuk mengimbanginya, yaitu kepatutan (aequitas). Prinsip kepatutan dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya keadilan sosial.
D.    Definisi Kegelisahan
            Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berarti perasaan yang mengganjal,dan merasa hati seperti tidak tentram dan kepikiran sesuatu yang penting sekali buat diri kita dan membuat diri kita tidak nyaman dan merasakan kecemasan. Kegelidahan hanya dapat diketahui dari sikap,wajah seseorang yang seperti menunjukan kekhawatiran,dan gerak geriknya contohnya adalah seperti berjalan mundar mandir sambil menundukan kepalanya dengan wajah murung dan mengepal ngepal kedua tangannya dan tentunya malas bicara dan hanya diam saja.
                        Sikap kecemasan itu ada 2 yaitu : Kecemasan neoritis,dan kecemasan moril. Kecemasan neoritis adalah kecemasan yang ditakuti karna bayangannya sendiri, membuat gelisah karena merasa sesuatu yang hebatakan terjadi, dan kecemasan ini juga mengandung rasa phobia, rasa takut karena sesuatu. Kecemasan moril adalah rasa cemas yang disebabkan karena pribadi seseorang yang disebabkan karena merasa iri, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa yang kurang.
                        Rasa kegelisahan memiliki sebab - sebab kenapa bisa merasa gelisah diantaranya adalah karena sesuatu yang akan terjadi, seperti contoh akan ada bencana gunung meletus itu akan mendatangkan rasa gelisah karena takut hilangnya hak hidup,hak milik,hak dapat perlindungan,hak kemerdekaan untuk tetap hidup.
Manusia dan cinta kasih dibagi menjadi 3, yaitu :
1.      Manusia dan Penderitaan
2.      Manusia dan Keadilan
3.      Manusia dan Kegelisahan

1.      Manusia  dan Penderitaan
Manusia erat sekali dengan penderitan, Tuhan memberikan penderitaan kepada manusia karena manusia agar kita selalu bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan. Bahwa hidup tidak pernah lepas dari penderitaan.
2.      Manusia dan Keadilan
Manusia juga erat kaitannya dengan keadilan, karena manusia hidup pun butuh keadilan. Jika tidak ada keadilan maka akan ada yang namanya perampasan hak. Karena manusia memiliki hak , maka manusia lbutuh keadilan
3.      Manusia dan Kegelisahan
Manusia pun erat kaitannya dengan kegelisahan. Karena manusia memiliki perasaan. Manusia dan kegelisahan  tidak dapat dipisahkan. Kegelisahan bisa disebut juga kekecewaan.

Sumber:
http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-keadilan-apa-itu-keadilan.html

Tuesday, October 21, 2014

Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta


           Sebelum kita mengenal kebudayaan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, mari kita bahas sedikit saja mengenai daerah ini.
        Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan pada tanggal 4 Maret 1950. Daerah ini memiliki luas terkecil kedua setelah Provinsi DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal di tingkat nasional dan internasional. Yogyakarta pun merupakan tempat tujuan wisata andalan setelah provinsi Bali.
      Daerah ini sering kali disebut dengan “kota budaya”. Mengapa? Karena memang jelas di daerah Yogyakarta masih sangat kental kebudayaannya. Banyak sekali kebudayaan-kebudayaan di daerah ini yang menjadi cirri khas tersendiri. Misalnya, batik, tari kreasi baru, wayang kulit, kethoprak, gamelan jawa, jathilan atau kuda lumping. Selain kebudayaan yang bernilai seni, ada juga kebudayaan yang bernilai keagamaan dan sosial misalnya keraton, candi, dan upacara-upacara sakral. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang kebudayaan “Saparan Bekakak” yang termasuk ke dalam upacara sakral.
       Saparan Bekakak merupakan upacara adat masyarakat Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bekakak berarti korban penyembelihan hewan atau manusia. Hanya saja, manusia yang dimaksud dalam upacara ini yaitu tiruan manusia yang berwujud sepasang boneka pengantin dalam posisi duduk bersila, terbuat dari tepung ketan yang berisi cairan gula merah. Disebut saparan karena upacara ini dilaksanakan pada bulan Sapar (Syafar), bulan kedua dalam kalender Hijriah (Islam).
       Menurut cerita, upacara Bekakak bermula dari sebuah musibah yang menimpa dua orang abdi dalem (pegawai keraton) Sultan Hamengkubuwono I. Konon, sekitar 250 tahun yang lalu saat Sultan HB I pindah dari pesanggrahan Ambarketawang ke keraton yang baru, ada seorang abdi dalem penangsong Sultan HB yang tidak ikut pindah dan memeilih untuk tetap tinggal di daerah Ambarketawang Gamping. Abdi dalem itu bernama Ki Wirosuto. Bersama-sama dengan penduduk setempat, Ki Wirosuto menggali batu kapur yang digunakan untuk membangun Keraton Yogyakarta. Namun usaha penggalian kapur ini kerap menelan korban jiwa, termasuk Ki Wirosuto dan istrinya, Nyi Wirosuto.
     Melihat banyaknya korban yang berjatuhan, termasuk abdi dalem kesayangannya, Sultah HB I pun bertapa di kawasan Gunung Gamping untuk mencari petunjuk agar masalah itu dapat teratasi. Dalam tapaannya, Sultan mendapat wisik dari setan Bekasakan penunggu Gunung Gamping. Berhubung warga selalu menggali kapur di tempat itu, sebagai gantinya setan-setan penunggu meminta sepasang pengantin untuk dikorbankan di tempat itu. Jika hal tersebut tida dilaksanakanmaka penggali kapurlah yang akan jadi tumbalnya.
    Sultan pun mengiyakan permintaan para penunggu Gunung Gamping. Namun, beliau melakukannya dengan sebuah tipu muslihat. Pengantin yang dikorbankan bukanlah pengantin sungguhan, melainkan boneka berbentuk pasangan pengantin bekakak yang terbuat dari tepung ketan dan sirup gula merah. Pasangan pengantin bekakak tersebut kemudian dikorbankan di Gunung Gamping. Ternyata tipuan itu berhasil. Sejak saat itu tradisi pengorbanan pengantin bekakak menjadi ritual yang rutin dilaksanakan setiap tahun di Desa Ambarketawang.

        Pada pelaksanannya, upacara adat ini memiliki beberapa keunikan. Misalnya dalam upacara ini ada dua pasang pengantin yang dibuat salah satu pasang dihias bergaya Solo dan yang lainnya dihias bergaya Yogyakarta. Nantinya, pengantin bekakak akan diarak menuju Gunung Gamping dan Gunung Kiling. Sebelum arak-arakan dimulai, akan terlebiih dahulu digelar pementasan fragmen “Prasetyaning Sang Abdi” yang menceritakan tentang kisah Ki Wirosuto. Setelah pementasan fragmen selesai, baru arak-arakan dimulai diikuti tiga buah joli yang berisi sesajan.
     Keunikan lainnya akan muncul saat upacara ini berlangsung. Di tengah-tengah ritual, biasanya akan muncul sekelompok anak yang berperab sebagai anak genderuwo. Anak-anak ini berjumlah 50-an anak dan akan didampingi sepasang genderuwo serta banaspati . Mereka bertugas mengawal pengantin bekakak. Anakan genderuwo menggambarkan lelembut dan stan Bekasakan yang sedang bersukaria dan bahagia karena akan mendapatkan korban berupa sepasang pengantin bekakak. Peran sebagai anak gunderewo ini sifatnya turun-temurun. Kalau dulu orang tua merka pernah berperan sebagai anakan genderuwo, maka anaknya pun akan menjadi anak genderuwo di tahun-tahun berikutnya.
        Makna nilai-nilai luhur sejarah  local yang terkandung adalah :
Ø  Nilai keagamaan. Proses terbentuknya system keagamaan pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, berawal dari munculnya emosi keagamaan sehingga mempengaruhi manusia untuk melakuakn aktifitas-aktifitas ritual. Dengan memiliki emosi keagamaan itu segala sesuatu yang tidak berarti akan memiliki nilai keramat.
Ø  Nilai luhur penghormatan dan pengorbanan kepada Ki Wirosuto beserta istrinya karena telah merelakan dirinya sebagai tumbal dari keganasan dan keangkeran Gunung Gamping. Pengorbanan itu sangat berarti bagi keselamatan para pengguna batu gamping sebagai bahan bangunan dari warga Ambarketawang dan sekitarnya.
Ø  Nilai luhur kesetiaan Ki Wirosuto dan istrinya sebagai abdi dalem penongsong merupakan suatu penghormatan bagi keluarga Ki Wirosuto. Dari kesetiaan tersebut ada perkenan dari Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono I untuk mengenang pengorbanan Ki Wirosuto dan istrinya beserat hewan peliharaannya diperingati sebagai awal pelaksaan upacara Saparan Bekakak Ambarketawang.
Dan kini, sebagai wujud kepatuhan terhadap titah yang pernah disampaikan tersebut, upacara Saparan Bekakak masih dilaksanakan secara rutin dari tahun ke tahun oleh masyarakat Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Meskipun secara maknawi tujuan dari penyelenggaraannya telah berbaur dengan kepentingan pariwisata, namun nilai-nilai kearifan local yang tersirat di dalam upacara ini tetap dipertahankan hingga saat ini.

Thursday, October 2, 2014

Manusia, Kebudayaan, dan Kepribadian



                Manusia adalah makhluk hidup yang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain atau bisa disebut juga makhluk social. Manusia diciptakan untuk saling tolong menolong, saling toleransi dan saling menghargai . Manusia juga bisa dikatakan makhluk hidup yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain.  Mengapa? Karena manusia diciptakan memiliki akal sehat, berbeda dengan makhluk lainnya. Mungkin makhluk lain juga memiliki akal namun  tidak akan sepintar/secerdik manusia. Yang membedakannya lagi dengan makhluk lain yaitu manusia lebih bisa atau lebih cepat diajarkan sesuatu, misalnya diajari sopan santun, diajari norma-norma yang baik. Semua itu tidak luput dari yang namanya akal tadi. Manusia memang sengaja diciptakan berbeda dengan makhluk-makhluk lain. Karena manusia merupakan seorang pemimpin di muka bumi ini. Untuk itu tidak heran jika manusia termasuk makhluk yang sempurna dan berbeda dengan makhluk yang lainnya.
                Kebudayaan merupakan suatu tradisi/adat/sesuatu hal yang sangat melekat pada rasa atau negara masing-masing. Kebudayaan itu termasuk hal yang tua atau lampau. Karena kebudayaan biasanya berasal dari orang-orang terdahulu atau berasal dari kebiasaan nenek moyang kita. Kebudayaan setiap ras/ Negara biasanya berbeda-beda sesuai dengan leluhurnya dan pasti memiliki sesuatu hal yang unik.
                Kepribadian bangsa timur di masa sekarang ini sangat berbeda dengan kepribadian bangsa timur pada masa lalu. Kepribadian yang berbeda ini disebabkan karena adanya pengaruh negative dari globalisasi. Karena adanya globalisasi, budaya-budaya asing banyak yang masuk dan merusak kepribadian bangsa timur di masa sekarang. Misalnya anak muda jaman sekarang kadang tidak memperdulikan lingkungan sekitar karena terlalu asik bermain dengan gadgetnya sendiri. Hal seperti itu cukup merusak kepribadian bangsa timur. Pada akhirnya banyak nilai-nilai yang sudah berubah. Misalnya nilai agama, nilai social, nilai sikap, nilai patriotism, nilai nasionalism, dan norma-norma lainnya yang berhubungan dengan kepribadian.
                Contoh kasus yang berhubungan dengan permasalahan kebudayaan di lingkungan saya yaitu yang telah saya sebutkan diatas, kurang mencintai kebudayaan sendiri dan lebih memilih kebudayaan-kebudayaan modern. Masyarakat banyak yang berpenampilan tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia mereka malah berpenampilan layaknya bangsa barat dan tidak sedikit yang mengikuti budaya di sana, kadang ada yang berlebihan sehingga melanggar norma. Teman-teman sebaya saya pun hampir semuanya menyukai tarian-tarian modern darpada tarian-tarian tradisonal. Itu semua mencerminkan bahwa kebudayaan di lingkungan saya bahkan di Indonesia hampir hilang. Akhirnya jadilah sebuah permasalahan kebudayaan.

ISO 9000, ISO 14000, UNDANG-UNDANG NO 19, PROSEDUR PENDAFTARAN HAKI

ISO adalah Internasional untuk Standardisasi (International Organization for Standardization) dan disingkat ISO. Sebelum menjadi nama ISO p...