A.
MANUSIA
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk hidup yang
memiliki akal sehat. Manusia juga dapat dikatakan sebagai makhluk yang tidak
bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari sesamanya atau bisa disebut juga
makhluk sosial.
Unsur-unsur
yang membangun manusia dibagi menjadi dua pandangan
1. Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait:
·
Jasad, badan kasar yang nampak pada
luarnya
·
Ruh, jiwa yang ada didalam jasad
·
Hayat, mengandung unsur hidup yang
ditandai dengan gerak
·
Nafs, kesadaran tentang diri sendiri
2. Manusia
sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsure:
·
Id, merupakan kepribadian yang paling
tidak nampak. Id merupakan libido murni atau energy psikis yang menunjukan ciri
alami yang irasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual merupakan
proses-proses ketidaksadaran. Id diatur oleh prinsip kesenangan.
·
Ego, merupakan struktur kepribadian yang
pertama kali dibedakan dari Id, sering kali disebut sebagai kepribadian
“eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran
sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan Ego terjadi antara
usia satu sampai dua tahun, dan pada saat anak berhubungan langsung dengan
dunia luar.
·
Superego, merupakan struktur kepribadian
yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Superego terbentuk
dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan moral yang diterima
oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai peranan di dalam lingkungan luar
diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B.
HAKEKAT
MANUSIA
a. Makhluk
ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh
adalah sesuatu yang dapat dilihat dan tidak abadi. Jika manusia meninggal
tubuhnya akan lenyap. Tetapi tidak dengan jiwa, jiwa bersifat abadi dan tidak
bisa dilihat, jiwa berada dalam tubuh. Jika manusia meninggal, jiwa akan lepas
dari tubuh dan akan kembali ke Tuhan sang Pencipta.
b. Makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna
Manusia
memang diciptakan sempurna dan berbeda jika dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Manusia diciptakan memiliki akal, pengetahuan, dan perasaan agar
nantinya bisa menciptakan pengetahuan dan teknologi. Dan dengan adanya
perasaan, manusia mampu menciptakan kesenia. Perasaan terbagi menjadi dua,
yaitu perasan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani merupakan perasaan
luhur manusia, misalnya:
·
Persaan Intelek, perasaan yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
·
Perasaan etis, perasaan yang berhubungan
dengan kebaikan.
·
Perasaan diri, perasaan yang berhubungan
dengan harga diri.
·
Perasaan sosial, perasaan yang
berhubungan dengan hidup bermasyarakat.
·
Perasaan religius, perasaan yang
berhubungan dengan agama atau kepercayaan seseorang.
c. Makhluk
Biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Manusia
adalah produk dari saling tindak atau interaksi factor-faktor hayati dan
budayawi. Sebagai makhluk hayati manusia dapat dipelajari dari segi anatomi,
fisiologi, biokimia, dll. Sedangkan manusia sebagai makhluk budayawi dapat
dipelajari dari segi kemasyarakatan, psikologi sosial, kekerabatan, ekonomi,
dll.
d. Manusia
ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi)
Soren
Kienkigaard memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah manusia
alamiah yang terkait dengan lingkungannya, memiliki sifat-sifat alamiah dan
tunduk pada hokum alamiah pula. Oleh sebab itu manusia mempunyai kualitas dan
martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
C.
KEPRIBDIAN
BANGSA TIMUR
Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur
dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Bangsa
timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam,
berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian
besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang
timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku.
Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang
barat. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada
umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap
bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat
yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa
Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih
baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya.
Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
Secara
garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan
kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan
sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone,
komputer, dll.
Unsur-unsur
kebudayaan asing yang sulit diterima antara lain :
1. Unsur-unsur
yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan
lain-lain.
2. Unsur-unsur
yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah
adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3. Pada
umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima
unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya
generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur
baru.
4. Suatu
masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok
individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
D.
KEBUDAYAAN
Kebudayaan
merupakan suatu tradisi atau adat atau sesuatu hal yang sangat melekat pada
masing-masing rasa atau negara. Kebudayaan termasuk hal yang tua atau lampau.
Karena kebudayaan biasanya berasal dari orang-orang terdahulu/ berasal dari nenek
moyang kita. Kebudayaan setiap negara berbeda-beda sesuai dengan leluhurnya.
Berikut ini beberapa tokoh kebudayaan:
·
E.
B Taylor dalam
buku “Primitif Culture”, bahwa
kebudayaaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
· Selo
Sumarjan dan Soelaeman
Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai suatu karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
·
Sultan
Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari
cara berfikir.
· Koentjaraningrat
berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajarbeserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
· A.L
Krober dan C. Kluckhon mengatakan bahwa kebudayaan adalah
manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
·
C.
A. Van Peursen, kebudayaan merupakan manifestasi
kehidupan setiap orang, kehidupan setiap kelompok orang-orang, berlainan dengan
hewan-hewan, maka manusia tidak begitu saja hidup di tengah alam, melainkan
selalu mengubah alam.
E.
UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
Suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa
sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian
disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, yaitu:
1. Bahasa, yaitu suatu sistem
perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan
manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi.
2. Sistem pengetahuan, yaitu semua hal
yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun
sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu.
3. Organisasi sosial, yaitu keseluruhan
sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu
dari unsur kebudayaan universal.
4. Sistem peralatan hidup dan
tekhnologi, yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan,
pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya.
5. Sistem mata pencarian hidup, yaitu
rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dalam konteks kebudayaan.
6. Kesenian, yaitu suatu sistem
keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna
yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut.
7. Sistem religi, yaitu rangkaian
keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi
melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib.
F.
WUJUD KEBUDAYAAN
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
G.
ORIENTASI NILAI KEBUDAYAAN
Menurut
C.Kluckhohn (1961) system nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara
universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia (MH), untuk
setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem; ada yang berusaha untuk memadamkan
hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup
sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
2. Hakekat karya manusia (MK), ada yang
beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau
kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah suatu karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia (WM), ada yang
berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan
untuk masa kini atau masa yang akan datang.
4. Hakekat alam manusia (MA), ada
kebudayaan yang menganggap manusia harus mengekploitasi alam atau memanfaatkan
alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan manusia harus
harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5. Hakekat hubungan manusia (MN), ada
yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara sesamanya maupun
orientasi kepada tokoh-tokoh. Tetapi ada pula yang beranggapan menilai tinggi
kekuatan sendiri.
H.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak ada
kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak
kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia dapat terjadi karena adanuya
hubungan antar kelompok manusia dalam masyarakat tersebut.
Terjadinya gerak/ perubahan ini
disebabkan oleh beberapa hal:
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam
masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi
penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan
alam dan fisik tempat mereka hidup.
Masyarakat yang hidupnya terbuka, cenderung untuk berubah
lebih cepat. Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya,
juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru. Khususnya teknologi
dan inovasi. Kebudayan-kebudayaan asing juga dapat lebih mudah didapat dan
ditiru, oleh sebab itulah terjadinya perubahan kebudayaan.
I.
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia sebagai perilaku kebudayaan yakni dapat
dipandang setara yang dinyatakan sebagai dialektis, proses dialektis tercipta
melalui tiga tahap:
1. Eksternalisasi, proses manusia mengekspresikan dirinya
dalam membangun dunianya.
2. Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas
obyektif, yaitu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan
manusia.
3. Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali
oleh manusia, yakni manusia yang mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar
dapat idup dengan baik.
Reverensi:
No comments:
Post a Comment