“Metodelogi Penelitian” berasal dari kata “Metode”
yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya
ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
“penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis sampai menyusun laporannya. Kesempatan kali ini saya mengambil salah
satu jurnal dari salah satu mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo Fakultas
Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2013.
"Deskripsi
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika
Di Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango"
METODE
PENELITIAN
Dalam
penelitian ini digunakan metode pendekatan fenomenologis dengan jenis
penelitian kualitatif, maksudnya bahwa dalam penelitian ini peneliti berusaha
memahami arti sebuah peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian. Jenis
penelitian kualitatif atau disebut penelitian naturalistik, dimana data pada
penelitian jenis ini didasarkan pada peristiwa–peristiwa yang terjadi secara
alamiah, dilakukan dalam situasi yang wajar tanpa dipengaruhi dengan sengaja
oleh peneliti. Penelitian deskriptif kualitatif ini sangat tepat terhadap hal
yang diteliti dengan tujuan agar mendapat gambaran yang jelas tentang deskripsi
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 6 Bulango
Selatan. Dalam penelitian ini data yang terkumpul terdiri atas data primer dan
data sekunder.
1.
Data primer, merupakan informasi utama
dalam penelitian, meliputi seluruh data kualitatif yang diperoleh melalui
kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini, yang menjadi data
penelitian adalah deskripsipenerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dalam pembelajaran matematika di kelas V SDN 6 Bulango Selatan, Kabupaten Bone
Bolango.
2.
Data sekunder, merupakan data yang
diperoleh melalui buku–buku referensi berupa pengertian–pengertian dan
teori–teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. Yang
menjadi sumber data adalah guru dan siswa.
Adapun
prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara
dan dokumentasi.
1. Observasi,
merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian, observasi dilakukan untuk
mengetahui secara detail tentang lokasi maupun kondisi tempat (sekolah) yang
akan di teliti baik dari segi siswa, guru bahan ajar, sumber belajar,
lingkungan belajar dan sebagainya.
2. Wawancara
sebagai alat penilaian digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan,
prestasi, keinginan, keyakinan dan proses belajar siswa. Kegiatan wawancara
dilakukan secara langsung yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden seperti
guru, siswa dan ditunjang dari berbagai data lainnya. Instrumen pedoman
wawancara dilakukan secara terstruktur untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
3. Dokumen
diartikan sebagai suatu catatan tertulis/gambar yang tersimpan tentang sesuatu
yang sudah terjadi. Dokumentasi merupakan bukti fisik berupa foto yang diambil
pada saat mengadakan penelitian, dalam kegiatan observasi, wawancara, dan
pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini,
Milles dan Hubberman (dalam Tohirin, 2012 : 141) menjelaskan bahwa analisis
data merupakan langkah-langkah untuk memproses temuan penelitian yang telah
ditranskripkan melalui proses reduksi data, yaitu data disaring dan disusun
lagi, dipaparkan, diverifikasi atau dibuat kesimpulan.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada hari Kamis, 16 Mei 2013. Maka peneliti
mengamati bahwa guru sudah baik dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, mulai dari menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa terlihat sangat
baik, menyajikan materi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif,
evaluasi, dan sampai pada penghargaan kelompok terlihat baik. Meskipun dalam
kegiatan membimbing kelompok bekerja dan belajar masih cukup, namun penerapan
model pembelajaran kooperatif ini dapat terlaksana dengan baik, karena sebagian
besar langkah-langkah dari model kooperatif tipe STAD, dilaksanakan dengan
baik. Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, peneliti mengamati bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini membawa dampak positif bagi siswa. Berdasarkan
pengamatan, siswa sangat baik dalam mendengarkan materi yang dijelaskan guru,
siswa merespon baik model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Interaksi
siswa, kerjasama siswa dan kegiatan siswa dalam mempersentasikan hasil kegiatan
kelompok sudah terlihat baik. Namun keaktifan siswa dalam kelompok masih
terlihat cukup, karena masih terdapat sebagian siswa yang tidak mengerjakan
tugas kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 6 Bulango
Selatan, mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah pernah
digunakan sebelummya, khususnya dalam pembelajaran matematika dalam materi
pecahan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sudah diterapkan dengan
baik, karena sebagian besar langkah-langkahnya sudah terlaksana dengan baik.
Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siwa dapat berperan aktif
dan mampu berinteraksi dengan teman-teman lain sehingga siswa terlihat aktif
dan hanya sebagian kecil saja siswa yang pasif.
Menurut
hasil wawancara yang dilakukan dengan AH, siswa kelas V SDN 6 Bulango Selatan,
mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah pernah digunakan
dalam pembelajaran matematika, model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
dapat melatih siswa mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab, pembagian
kelompok dilakukan secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin
suku dan lain-lain). Sehingga terlihat cukup adil karena setiap kelompok
terdapat perwakilan siswa yang prestasinya menonjol dalam kelas, hal ini untuk
memudahkan anggota-anggota kelompok untuk saling berinteraksi tidak hanya dalam
kelompok, tetapi juga berdiskusi dengan kelompok lain. Setelah itu siswa dapat
mempersentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, dan masing-masing
anggota memperoleh bagian dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh anggota
kelompok lain, sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dan berperan aktif
dalam kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas V SDN 6
Bulango Selatan, model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat tepat digunakan
dalam pembelajaran matematika. Guru ataupun siswa sudah mengikuti
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar, sehingga
proses pembelajaran berjalan dengan baik, interaksi guru dengan siswa, siswa
dengan siswa terlihat baik, selain itu siswa dapat berinteraksi dan bekerja
sama dalam kelompok. Namun dalam proses pembelajaran guru sering mendapati
siswa yang sulit untuk diatur, terlihat hanya bermain dan tidak aktif dalam
mengerjakan tugas kelompok, sehingga seringkali teman-teman kelompoknya,
ataupun kelompok yang lain merasa terganggu. Sedangkan untuk siswa, dalam
mengerjakan tugas kelompok terkadang siswa merasa sulit atau kurang paham dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, hal ini karena guru belum maksimal
dalam membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar. Karena guru hanya sesekali
membimbing siswa dalam kelompok, guru kebanyakan hanya duduk di depan kelas dan
menyuruh siswa bertanya apabila ada yang belum dipahami.
Berdasarkan
hasil observasi, wawancara dan pengamatan proses pembelajaran yang dilaksanakan
pada hari Kamis, tanggal 16 mei, peneliti mengamati bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika, pada materi
pecahan telah dilaksanakan dengan baik, terdiri dari 6 (enam) langkah utama
yaitu: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan/menyampaikan
materi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar, membimbing kelompok
bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan. Dampak dari
pembelajaran tersebut dapat dilihat atau diamati dengan jelas ketika proses
pembelajaran berlangsung, yaitu guru ataupun siswa sudah menerapkan
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar, sehingga
proses pembelajaran berjalan dengan baik, interaksi guru dengan siswa, siswa
dengan siswa terlihat baik, selain itu siswa dapat berinteraksi dan bekerja
sama dalam kelompok.
KESIMPULAN
Pendapat saya mengenai
metodologi penelitian diatas adalah penelitian menggunakan metodologi kualitatif,
dimana penelitian
kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.
Asumsi
penelitian kualitatif bahwa kenyataan
sebagai suatu yang berdimensi jamak, kesatuan, dan berubah-ubah.
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model
pembelajaran yang tepat diterapkan guru di dalam kelas, khususnya dalam
pembelajaran matematika. Matematika merupakan suatu pelajaran yang dianggap
sulit oleh kebanyakan siswa, maka dari itu model pembelajaran kooperatif tipe
STAD sangat cocok diterapkan, terutama di pelajaran matematika. Dengan adanya
metode ini mempermudah siswa dalam mengerjakan persoalan-persoalan mengenai
masalah matematika. Secara otomatis akan banyak siswa juga yang menyukai
pelajaran matematika ini. Bukan hanya itu, di atas sudah disebutkan oleh
penulis jurnal bahwa adanya metode ini selain memberikan kemudahan dalam
menghadapi permasalahan matematika, siswa pun akan lebih belajar bekerja sama
dalam memecagkan masalah. Memecahkan masalah dalam dunia pendidikan pun sangat
penting.
Sumber:
No comments:
Post a Comment